Desain Jelek vs Desain Bagus: Perbedaan Wajib Kamu Tahu

Rumah Produksi Indonesia (RPI) – Desain Jelek vs Desain Bagus sering kali menjadi perdebatan hangat, terutama di kalangan desainer dan pemilik bisnis. Sebenarnya, apa yang membuat suatu karya desain tampak buruk sementara yang lain memikat hati pengguna? Menurut studi Nielsen Norman Group, 75% pengguna menilai kredibilitas situs berdasarkan tampilan visualnya sehingga kualitas desain sangat memengaruhi persepsi merek¹. Karena itu, memahami perbedaan desain jelek dan desain bagus bukan sekadar soal estetika, melainkan juga berdampak pada pengalaman pengguna (UX) dan konversi. Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui ciri-ciri kedua jenis desain, contoh kasus, hingga tips praktis untuk meningkatkan kualitas desainmu.


1. Apa Itu Desain Jelek?

Pertama-tama, mari kita definisikan apa yang dimaksud dengan desain jelek.

  • Kekacauan visual: Terlalu banyak elemen yang bersaing, warna dan tipografi tidak konsisten.
  • Fungsionalitas rendah: Tombol sulit dikenali, navigasi membingungkan, sehingga pengguna frustrasi.
  • Tidak responsif: Tampilan berantakan pada berbagai ukuran layar, terutama perangkat mobile.
  • Penggunaan warna dan tipografi buruk: Kontras rendah atau kombinasi yang membuat mata cepat lelah.

Sebagai hasilnya, desain jelek sering kali gagal menyampaikan pesan utama dengan jelas. Oleh karena itu, pengunjung cenderung meninggalkan halaman sebelum berinteraksi lebih jauh.


2. Karakteristik Desain Bagus

Di sisi lain, desain bagus memadukan estetika dan fungsi dalam satu kesatuan. Berikut ciri-cirinya:

  1. Konsistensi visual
    • Elemen seperti warna, font, dan ikon dipilih secara harmonis.
    • Membangun identitas merek yang kuat.
  2. Hierarki informasi jelas
    • Judul, subjudul, dan tombol CTA (Call to Action) mudah dibedakan.
    • Pengguna tahu ke mana harus melihat terlebih dahulu.
  3. User-centered design (UCD)
    • Berfokus pada kebutuhan dan perilaku pengguna.
    • Memudahkan perjalanan pengguna (user journey).
  4. Responsif dan aksesibel
    • Tampilan sempurna di desktop, tablet, dan ponsel.
    • Menggunakan ukuran font dan kontras yang memadai untuk aksesibilitas.

Selain itu, penggunaan whitespace (ruang kosong) secara tepat mampu meningkatkan keterbacaan dan kesan profesional.


3. Unsur Utama dalam Perbedaan Desain Jelek vs Desain Bagus

3.1 Tipografi

  • Desain Jelek: Menggunakan terlalu banyak jenis font, ukuran tak konsisten, spasi huruf berantakan.
  • Desain Bagus: Memilih 2–3 font maksimal, memperhatikan legibilitas, dan jarak antar huruf.

3.2 Warna

  • Desain Jelek: Kombinasi kontras rendah, warna bertabrakan, terlalu cerah tanpa tujuan.
  • Desain Bagus: Palet warna terbatas, warna aksen untuk menyorot informasi penting.

3.3 Layout dan Grid

  • Desain Jelek: Tata letak acak, elemen tumpang tindih, tanpa grid.
  • Desain Bagus: Berdasarkan grid system, elemen terstruktur, menjaga keseimbangan visual.

3.4 Navigasi

  • Desain Jelek: Menu tersembunyi, link tidak jelas, breadcrumb hilang.
  • Desain Bagus: Menu intuitif, CTA mudah ditemukan, breadcrumb membantu orientasi.

4. Contoh Kasus: Desain Jelek vs Desain Bagus

Sebagai gambaran lebih konkret, berikut studi kasus dua tampilan website fiktif.

AspekDesain A (Jelek)Desain B (Bagus)
HeaderLogo kecil, menu tumpang tindihLogo jelas, menu horizontal dengan spacing memadai
Hero SectionGambar blur, teks CTA tidak kontrasGambar tajam, tombol CTA berwarna aksen yang kontras
Konten UtamaParagraf panjang tanpa jeda, font terlalu kecilParagraf pendek, bullet points, font 16px, mudah dibaca
FooterInformasi minim, link rusakFooter lengkap (kontak, social media), link valid

Dalam contoh di atas, Desain B memudahkan pengguna menemukan informasi utama sehingga tingkat bounce rate menurun drastis.


5. Tips Meningkatkan Kualitas Desain

Untuk menghindari jebakan desain jelek, lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Riset pengguna
    • Gunakan survei atau heatmap untuk memahami perilaku.
  2. Buat wireframe
    • Rancang kerangka sebelum memilih warna atau font.
  3. Pilih palet warna yang harmonis
    • Gunakan Coolors untuk inspirasi palet warna yang tepat.
  4. Terapkan prinsip Gestalt
    • Kelompokkan elemen serupa agar terkesan rapi.
  5. Uji tampilan pada berbagai perangkat
    • Pastikan responsif di desktop, tablet, dan mobile.
  6. Optimalkan gambar
    • Kompres tanpa mengorbankan kualitas agar loading lebih cepat.
  7. Permudah navigasi
    • Gunakan CTA yang singkat, jelas, dan kontras tinggi.

Selanjutnya, coba terapkan rekomendasi di atas pada proyek desainmu. Jika kamu butuh aplikasi desain gratis, cek artikel kami tentang <a href=”/desain-grafis-gratis”>Aplikasi Desain Grafis Gratis untuk Pemula</a>.


Kesimpulan

Memahami Desain Jelek vs Desain Bagus sangat krusial untuk menciptakan karya yang tidak hanya menarik, tetapi juga fungsional. Oleh karena itu, perhatikan ciri-ciri tipografi, warna, layout, dan navigasi dalam setiap proyek. Selain itu, lakukan riset pengguna dan uji coba responsif agar desainmu benar-benar user-centered. Akhirnya, dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, kamu bisa menghasilkan desain yang efektif, meningkatkan pengalaman pengguna, serta membangun kredibilitas merek secara signifikan.

Baca juga: mediasosialagency.id

Rumah Produksi Indonesia

Di era dunia digital saat ini, Rumah Produksi Indonesia dapat membuat anda dalam pemenuhan sosial media yang profesional. Rumah Produksi Indonesia hadir dalam memberikan layanan digital solution sebagai pembuatan film, pengelolaan media sosial instansi pemerintah, dokumentasi kegiatan event, pembuatan animasi. 

kami percaya bahwasannya teknologi yang profesional akan membantu bisnis semakin maju dan efisien. penasaran? Yuk, konsultasi gratis terlebih dahulu dengan menghubungi di kontak dan media sosial berikut 

Baca Juga: Memperkenalkan Produk dengan Motion

Contact Us

WhatsApp : 0851-6102-9533 / 0877-7989-6335

Telp : (0274) 543761

Instagram : rumahproduksiindonesia

Email : rumpod.id@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *