Kesalahan Copywriting yang Sering Terjadi dan Cara Menghindarinya

RPI — Di era digital marketing 2025, copywriting bukan lagi sekadar menulis kata-kata untuk menjual produk. Copywriting kini menjadi salah satu elemen krusial yang menentukan apakah sebuah bisnis online mampu menarik perhatian audiens, membangun kepercayaan, hingga akhirnya menghasilkan konversi.

Namun, banyak pebisnis online dan bahkan mahasiswa pemasaran digital masih sering melakukan kesalahan mendasar dalam copywriting. Akibatnya, pesan yang disampaikan tidak sampai, engagement rendah, dan peluang konversi pun hilang begitu saja.

Artikel ini akan membahas secara mendalam kesalahan copywriting yang sering terjadi serta memberikan solusi praktis bagaimana cara menghindarinya. Dengan memahami kesalahan ini, kamu bisa memperbaiki strategi pemasaran dan menulis copy yang lebih efektif untuk menghadapi persaingan ketat di tahun 2025.


1. Tidak Mengenal Audiens dengan Baik

Kesalahan paling umum dalam copywriting adalah menulis tanpa benar-benar memahami siapa target audiensmu. Banyak copywriter atau pemilik bisnis hanya fokus menjual produk, tetapi lupa menyesuaikan bahasa, gaya, dan pesan dengan kebutuhan audiens.

Contoh kesalahan:

  • Menjual produk skincare dengan bahasa teknis yang terlalu rumit kepada remaja.

  • Menggunakan istilah kekinian saat target pasar adalah profesional senior.

Cara menghindarinya:

  • Buat buyer persona: pahami usia, pekerjaan, masalah, dan gaya komunikasi audiens.

  • Gunakan bahasa yang relatable dan mudah dipahami sesuai segmen pasar.

  • Uji coba beberapa gaya copy dan lihat mana yang lebih efektif menarik perhatian audiens.

Dengan memahami audiens, copywritingmu akan terasa lebih personal dan relevan.


2. Menggunakan Judul yang Membosankan

Judul adalah pintu masuk utama dalam copywriting. Jika judulmu membosankan, kemungkinan besar audiens tidak akan melanjutkan membaca isi konten.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Judul terlalu umum, misalnya: “Tips Bisnis Online”

  • Judul tidak memberikan rasa penasaran, misalnya: “Informasi Produk Terbaru Kami”

Cara menghindarinya:

  • Gunakan angka atau data, misalnya: “7 Rahasia Copywriting yang Bisa Tingkatkan Penjualan di 2025”

  • Sisipkan kata-kata yang membangkitkan emosi: “Kesalahan Fatal Copywriting yang Bisa Hancurkan Bisnismu”

  • Pastikan judul ringkas namun jelas memberikan manfaat.


3. Copywriting Terlalu Berfokus pada Produk

Banyak pebisnis online terjebak pada promosi produk secara berlebihan. Mereka hanya menonjolkan fitur produk tanpa menjelaskan manfaat bagi konsumen.

Contoh kesalahan:

  • “Laptop ini memiliki RAM 16GB dan SSD 512GB.”
    (Informasi bagus, tetapi tidak memberi alasan emosional mengapa audiens harus membelinya.)

Cara menghindarinya:

  • Gunakan pendekatan benefit-driven copy:

    • Alih-alih menulis “RAM 16GB,” ubah menjadi “Bisa multitasking tanpa takut laptop lemot.”

  • Tonjolkan bagaimana produk bisa menyelesaikan masalah audiens.


4. Mengabaikan Call to Action (CTA)

CTA adalah kunci yang mengarahkan audiens melakukan tindakan. Sayangnya, banyak copy yang tidak jelas dalam memberikan instruksi.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Menggunakan CTA yang lemah: “Klik di sini.”

  • Tidak ada CTA sama sekali dalam postingan atau landing page.

Cara menghindarinya:

  • Buat CTA yang jelas, spesifik, dan memotivasi, misalnya:

    • “Daftar sekarang untuk dapatkan e-book gratis.”

    • “Beli hari ini dan nikmati diskon 50%.”

  • Gunakan kata kerja aktif yang menggerakkan audiens.


5. Copywriting Terlalu Panjang dan Bertele-tele

Di era digital marketing 2025, audiens semakin sibuk dan memiliki rentang perhatian yang pendek. Copy yang terlalu panjang, penuh jargon, atau berputar-putar hanya akan membuat pembaca cepat bosan.

Cara menghindarinya:

  • Gunakan kalimat singkat dan langsung ke inti.

  • Bagi teks menjadi paragraf pendek agar mudah dipindai.

  • Gunakan bullet points atau subheading untuk meningkatkan keterbacaan.


6. Tidak Mengoptimalkan SEO dalam Copywriting

Kesalahan fatal lainnya adalah menulis tanpa memperhatikan SEO. Copy yang bagus tidak akan berguna jika tidak bisa ditemukan audiens di mesin pencari.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Tidak menggunakan kata kunci relevan.

  • Menumpuk kata kunci secara berlebihan (keyword stuffing).

  • Mengabaikan struktur artikel (judul, subjudul, meta deskripsi).

Cara menghindarinya:

  • Lakukan riset kata kunci, misalnya menggunakan Google Keyword Planner atau Ubersuggest.

  • Gunakan kata kunci utama secara natural di judul, subjudul, dan isi artikel.

  • Optimalkan meta deskripsi agar konten lebih mudah ditemukan.


7. Terlalu Banyak Klaim Berlebihan

Klaim berlebihan sering membuat audiens skeptis. Misalnya, “Produk ini dijamin bikin kamu kaya dalam seminggu.” Klaim semacam itu tidak hanya tidak realistis, tetapi juga bisa merusak kepercayaan merek.

Cara menghindarinya:

  • Gunakan data atau testimoni nyata untuk mendukung klaim.

  • Fokus pada hasil yang realistis dan masuk akal.

  • Bangun kredibilitas dengan transparansi.


8. Tidak Memperhatikan Emosi Audiens

Copywriting yang hanya berisi informasi tanpa menyentuh emosi akan terasa hambar. Padahal, keputusan membeli seringkali lebih dipengaruhi oleh emosi daripada logika.

Cara menghindarinya:

  • Gunakan storytelling: ceritakan bagaimana produk membantu seseorang mengatasi masalah.

  • Bangkitkan emosi positif (kebahagiaan, harapan) atau emosi negatif (ketakutan, urgensi) secara tepat.

  • Sisipkan kata-kata emosional seperti “aman,” “nyaman,” “cepat,” atau “eksklusif.”


9. Copywriting Tidak Konsisten dengan Branding

Banyak bisnis online menulis copy yang tidak sesuai dengan identitas merek mereka. Misalnya, merek premium menggunakan bahasa terlalu santai sehingga menurunkan kesan eksklusif.

Cara menghindarinya:

  • Tentukan tone of voice merek sejak awal.

  • Gunakan gaya bahasa yang konsisten di semua platform, baik itu website, media sosial, maupun email marketing.

  • Sesuaikan gaya komunikasi dengan nilai dan positioning brand.


10. Tidak Melakukan A/B Testing

Banyak pebisnis berhenti di satu versi copywriting tanpa pernah mengujinya. Padahal, A/B testing sangat penting untuk mengetahui copy mana yang lebih efektif.

Cara menghindarinya:

  • Uji dua versi headline, CTA, atau struktur penawaran.

  • Analisis data performa: klik, konversi, dan engagement.

  • Gunakan hasil tes untuk terus memperbaiki copy.


Kesimpulan

Kesalahan copywriting bisa terlihat sepele, tetapi dampaknya besar terhadap hasil pemasaran. Mulai dari tidak mengenal audiens, membuat judul membosankan, terlalu fokus pada produk, hingga mengabaikan SEO—semua bisa membuat strategi digital marketing 2025-mu gagal menghasilkan konversi.

Untuk menghindarinya, pastikan kamu:

  • Mengenal audiens dengan baik.

  • Membuat judul menarik dan relevan.

  • Fokus pada manfaat, bukan sekadar fitur.

  • Menyertakan CTA yang kuat.

  • Menulis dengan singkat, jelas, dan persuasif.

  • Mengoptimalkan SEO.

  • Menyentuh sisi emosional audiens.

  • Konsisten dengan branding.

  • Selalu melakukan A/B testing.

Dengan menghindari kesalahan ini, copywriting bisnismu akan lebih efektif, mampu menarik perhatian audiens, dan tentu saja meningkatkan konversi di tengah persaingan digital marketing 2025.


🚀 Ingin brand-mu tampil beda dan mencuri perhatian di dunia digital?
Rumah Produksi Indonesia siap jadi partner strategis untuk mewujudkan ide kreatifmu!
Dari konsep, strategi branding, konten visual, hingga kampanye digital, semuanya kami rancang dengan sentuhan profesional agar brand kamu makin dikenal, dipercaya, dan dicintai audiens.

Dengan tim kreatif yang berpengalaman, kami percaya setiap brand punya cerita unik yang layak ditampilkan. Dan kini, saatnya giliran brand kamu bersinar!

📲 Hubungi Kami Sekarang & Wujudkan Visi Brand-mu!
📱 WhatsApp : 0851-6102-9533 / 0877-7989-6335
☎ Telp : (0274) 543761
📷 Instagram : @rumahproduksiindonesia

📧 Email : rumpod.id@gmail.com

🔥 Yuk, jangan tunggu lagi! Saatnya brand kamu jadi pusat perhatian di dunia digital bersama Rumah Produksi Indonesia! 🔥